Pengujian Slump Beton merupakan salah satu pengetesan yang dilakukan untuk mengetahui kekentalan beton, hal tersebut sangat diperlukan karena berkaitan dengan kelecakan atau kemudahan adukan beton tersebut dikerjakan (atau workability). Menurut mesin pencari Google kata slump berarti kemerosotan, sehingga pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar (yang dinyatakan dalam satuan centimeter) kemerosotan yang terjadi pada adukan beton saat di tes menggunakan alat kerucut Abrams.
Struktur bangunan baik yang melintang secara horizontal maupun vertikal mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda beda saat struktur tersebut dibuat. Karena hal tersebut lah perbedaan slump atau kekentalan sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan keadaan di lapangan dan juga agar beton yang nantinya mengeras tidak terjadi porous (berpori). Contohnya adalah saat membuat pondasi bore pile, dibutuhkan beton dengan tingkat kekentalan yang encer (slump > 16 cm – 21 cm),beda halnya saat mengecor jalan untuk jalan raya, dibutuhkan beton dengan tingkat kekentalan yang normal sampai dengan slump rendah (slump < 12 cm atau kurang).
Namun Penambahan air dengan tujuan mengencerkan atau membuat slump menjadi tinggi harus lah diimbangi dengan dengan penambahan semen agar mutu beton tetap terjaga. Seperti pada artikel kami di halaman >> Tabel Mutu Beton, disana dijelaskan bahwa komposisi perbandingan air dan semen atau water cement ratio haruslah proporsional agar wokability dan strength atau kekuatan beton yang dihasilkan pun tercapai.
Saat beton masih dalam keadaan basah atau beton segar, nilai slump beton tersebut menjadi tinggi karena dipengaruhi oleh jumlah pasta semen dan jumlah agregat kasar dan halus. Semakin banyak jumlah pastanya maka beton tersebut jadi semakin encer.
Untuk melakukan uji slump tes, ada beberapa alat yang harus disiapkan dan digunakan (lihat pada gambar diatas), yaitu :
Setelah semua alat yang dibutuhkan sudah ada, untuk melakukan uji slump beton ikuti langkah langkah yang kami gambarkan diatas sebagai berikut :
Nilai slump yang baik adalah yang sesuai dengan rencana kerja dengan nilai toleransi 2 cm baik batas atas maupun batas bawah, contoh apabila direncanakan slump 12 +/- 2 cm maka bila saat beton tsb di tes kekentalannya sebaiknya berkisar antara 10 cm (batas bawah) sampai dengan 14 cm (batas atas).
Kekentalan beton dan mutu beton akan saling mempengaruhi antara satu dan yang lainnya. Mutu beton yang ditunjukkan dengan huruf dan angka dibelakangnya menunjukkan kepada kita bahwa angka tersebut adalah kekuatan beton tersebut saat nanti di uji tekan di umur 28 hari. Nilai slump yang berada di belakang mutu beton menunjukkan nilai kekentalannya dan berhubungan dengan kemudahan beton tsb untuk dikerjakan di lokasi cor (workability). Semakin encer nilai slumpnya maka beton tsb semakin mudah utk dikerjakan, semakin kental beton tsb maka semakin berat & sulit beton tsb dikerjakan. Jika beton tsb semakin encer tetapi tidak dibarengi dengan penambahan jumlah semen maka bisa dipastikan mutu beton tsb malah menurun (ingat diagram water cement-ratio pada halaman tabel mutu beton).
Biasanya Slump Beton dapat dengan mudah dikerjakan dengan baik untuk struktur normal dengan nilai slump antara 8-15 cm,pada kondisi itu beton dapat diaplikasi dengan baik pada struktur kolom, plat lantai, dinding dsb dengan ketinggian dibawah 30 meter dari permukaan tanah.