Curing (merawat) beton adalah proses menjaga kelembaban di dalam beton plastis yang baru dicor untuk melanjutkan proses hidrasi untuk mencapai sifat-sifat yang diinginkan dari beton yang dikeraskan. Sebelum memulai curing (merawat) beton, Anda harus mengetahui perilaku aktual beton yang baru saja dicor. Setelah Anda mengetahui dan memahami perilaku beton dengan sangat baik, maka Anda akan mendapatkan ide yang lebih baik kapan mulai curing (merawat) beton.
Ketika kita menambahkan air ke campuran beton kering, hidrasi semen akan segera dimulai dan panas akan dihasilkan di dalam beton. Tanpa hidrasi semen yang tepat, beton tidak akan pernah mendapatkan kekuatan yang dirancang.
Ketika beton ditempatkan dan dipadatkan, bubur semen naik melalui permukaan beton karena finishing beton. Dalam istilah teknis, fenomena ini disebut sebagai “Pendarahan (bleeding) dalam beton”. Apa itu Bleeding Beton?. Tingkat dan durasi perdarahan (bleeding) tergantung pada banyak faktor yaitu proporsi campuran, ketebalan atau kedalaman beton, metode pemadatan beton, rasio air-semen dll.
Ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi curing pada beton. Itu tergantung pada komposisi kimia dan kehalusan bahan semen, rasio air-semen, proporsi campuran, karakteristik agregat, campuran kimia dan mineral yang ditambahkan, suhu beton
Selama pengaturan awal, air yang keluar melalui beton akan menguap dari permukaan beton. Tingkat penguapan air yang keluar melalui permukaan beton akan tergantung pada begitu banyak faktor yaitu suhu udara dan kelembaban relatif, suhu beton, energi radiasi dari matahari langsung, dan kecepatan angin.
Karena faktor-faktor yang dijelaskan di atas, curing beton dilakukan dalam tiga fase dan lamanya waktu pada setiap fasenya tergantung pada kondisi beton dan lingkungan.
Di sini kita telah membahas tiga tahap ini.
01. Curing Awal:
Selama pengaturan awal, kadang-kadang air yang keluar melalui permukaan beton menguap dari permukaan lebih cepat daripada keluar dari beton. Jika penguapan terjadi lebih cepat dari waktu biasanya, satu-satunya faktor yang mempengaruhi adalah suhu tinggi. Ketika semua air diuapkan dari permukaan, Anda perlu melakukan beberapa curing awal untuk meminimalkan hilangnya kelembaban. Selama periode ini, jika Anda tidak memulai proses curing, ini dapat menyebabkan keretakan susut plastik pada beton. Perawatan awal beton juga bisa dilakukan dengan fogging.
02. Curing Tingkat Menengah:
Terkadang curing beton diperlukan saat finishing selesai dilakukan tetapi kondisi beton belum benar benar keras. Selama periode ini, penguapan mungkin perlu dikurangi, tetapi betonnya belum dapat mentolerir aplikasi langsung air atau kerusakan mekanis yang dihasilkan dari aplikasi lembaran plastik. Pada tahap ini senyawa pembentuk cairan dapat digunakan secara efektif untuk mengurangi kehilangan penguapan.
03. Final Curing (mis. Curing Aktual yang biasanya kami lakukan):
Final curing dilakukan setelah finishing akhir dan setelah beton mencapai set terakhir (mengeras). Final curing dapat dilakukan dengan menerapkan metode penutupan basah yaitu metode kolam, karung goni basah, semprotan air, senyawa curing dll. Waktu final set semen (waktu yang dibutuhkan semen dalam adukan beton untuk mengeras) adalah enam hingga delapan jam. Singkatnya, proses curing harus dimulai setelah minimum enam jam (final set beton) dan tidak kurang dari 24 jam setelah beton ditempatkan.
Jadi, kapan curing beton harus mulai bervariasi dan tergantung pada kapan permukaan beton mulai mengering. Perawatan beton harus dimulai sebelum permukaan beton kehilangan airnya dan mengalami penyusutan. Ini sangat penting untuk beton dengan rasio air / semen yang rendah (biasanya pada beton dengan slump rendah / dibawah 10+/- 2 cm) hingga sangat rendah, yang tidak memiliki banyak air untuk mengalir ke permukaan.